Menikmati Proses Belajar
Oleh : Prihatiningsih, S.Si.
Kenapa ada kopi susu di sana?
Pertama, kopi susu memiliki warna coklat yang manisnya juga semanis coklat.
Kopi jika hanya diseduh maka akan memunculkan rasa pahit, namun jika ditambah susu atau gula akan terasa manis.
Kopi pahitpun bisa dinikmati oleh mereka yang "mampu" merasa, namun tidak mampu dinikmati bagi mereka yang belum terbiasa.
Menjadi manis atau pahit bukanlah esensi dari tujuan minum kopi, tapi bagaimana si peminum mampu menikmati minumannya sesuai selera.
Begitupun dengan kehidupan yang sejatinya adalah waktu untuk terus belajar. Teringat satu lirik dalam nasyid berjudul “Bingkai Kehidupan”, "Setiap tetes peluh dan darah, tak akan sirna ditelan masa, hidup ini adalah perjuangan tiada masa tuk berpangku tangan." Mengingatkan aku akan sejatinya hidup ini bukanlah tempat untuk berpangku tangan dan bersenang senang, tapi bagaimana kita mampu menjalani hidup dengan senang di atas beban yang menghadang.
Ridha dengan segala ketetapan dan tidak putus asa dalam segala rintangan. Ya, belajar itu memang ritme yang tidak mudah, ada yang tahu potensi dan bakatnya, ada pula yang merasa "salah jurusan", semua itu adalah jalan untuk kita mengerti arti kehidupan.
Mengorek kembali potensi dan bakat terpendam, mencoba menikmati setiap proses yang terjadi, menjadi diri sendiri tanpa takut dibenci, mencari Ridha Illahi demi dunia yang kekal abadi sembari sesekali menoleh untuk menegakkan kembali prinsip hidup yang dipegangi.
Jadi, nikmatilah belajarmu dalam hal apapun.
Penulis : Prihatiningsih, S.Si., Pendidik dan Pegiat Media Sosial
Kenapa ada kopi susu di sana?
Pertama, kopi susu memiliki warna coklat yang manisnya juga semanis coklat.
Kopi jika hanya diseduh maka akan memunculkan rasa pahit, namun jika ditambah susu atau gula akan terasa manis.
Kopi pahitpun bisa dinikmati oleh mereka yang "mampu" merasa, namun tidak mampu dinikmati bagi mereka yang belum terbiasa.
Menjadi manis atau pahit bukanlah esensi dari tujuan minum kopi, tapi bagaimana si peminum mampu menikmati minumannya sesuai selera.
Begitupun dengan kehidupan yang sejatinya adalah waktu untuk terus belajar. Teringat satu lirik dalam nasyid berjudul “Bingkai Kehidupan”, "Setiap tetes peluh dan darah, tak akan sirna ditelan masa, hidup ini adalah perjuangan tiada masa tuk berpangku tangan." Mengingatkan aku akan sejatinya hidup ini bukanlah tempat untuk berpangku tangan dan bersenang senang, tapi bagaimana kita mampu menjalani hidup dengan senang di atas beban yang menghadang.
Ridha dengan segala ketetapan dan tidak putus asa dalam segala rintangan. Ya, belajar itu memang ritme yang tidak mudah, ada yang tahu potensi dan bakatnya, ada pula yang merasa "salah jurusan", semua itu adalah jalan untuk kita mengerti arti kehidupan.
Mengorek kembali potensi dan bakat terpendam, mencoba menikmati setiap proses yang terjadi, menjadi diri sendiri tanpa takut dibenci, mencari Ridha Illahi demi dunia yang kekal abadi sembari sesekali menoleh untuk menegakkan kembali prinsip hidup yang dipegangi.
Jadi, nikmatilah belajarmu dalam hal apapun.
Penulis : Prihatiningsih, S.Si., Pendidik dan Pegiat Media Sosial
Alamat link terkait :Menikmati Proses Belajar
0 Response to "Menikmati Proses Belajar"
Posting Komentar