SURFING
Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
Krui, Pesisir Barat, Lampung. Memasuki area pantai, beberapa orang bule tampak lalu lalang. Dua orang bule laki-laki datang dari arah yang berlawanan dengan saya dan rombongan. Masing-masing dari keduanya naik motor dengan membawa peralatan surfing alias selancar. Santai, tanpa helm, membiarkan rambutnya yang panjang berkibar diterpa angin.
Menurut cerita, Oktober merupakan salah satu puncak kunjungan turis yang hendak berselancar di Pesisir Barat. Jauh-jauh datang dari Italia, Perancis atau berbagai negeri lainnya demi mengejar keasyikan berselancar di salah satu area selancar terbaik dunia. Ini berkait dengan ombaknya yang besar dan cocok untuk selancar.
Kegiatan satu ini konon memang sangat mengasyikkan. Terhubung langsung dengan Samudera Hindia, selancar di Pesisir Barat memang menawarkan tantangan mendebarkan yang dapat membuat kita melupakan hiruk-pikuk kesibukan sehari-hari.
.
Saya pun mencoba berselancar. Mengasyikkan memang hingga dapat membuat seseorang tidak lagi tanggap terhadap anak maupun istri. Ini bukanlah surfing alias selancar di Pesisir Barat seperti yang dilakukan oleh para turis itu, tetapi berselancar di internet, menjelajahi lautan Google melalui sebuah benda kecil bernama gadget. Konon berselancar melalui gadget justru lebih mengasyikkan sekaligus melalaikan dibandingkan berselancar di lautan. Surfing menerjang ombak hanya bertahan beberapa saat. Sesudah itu istirahat dan melakukan kegiatan santai. Sementara selancar di dunia maya, bahkan bisa berlangsung hingga kita hampir tertidur. Lupa semua urusan, termasuk bincang hangat dengan anak-anak.
Omong-omong, sudah engkau bercanda dengan anak-anak hari ini? Ataukah masih asyik berselancar dengan gadget?
Mohammad Fauzil Adhim, Penulis Buku & Motivator
Alamat link terkait :SURFING
0 Response to "SURFING"
Posting Komentar