Ayat dan Hadits Tentang Memanfaatkan Waktu
Waktu atau masa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian.
Waktu adalah salah satu nikmat yang agung dari Allah Swt kepada manusia. Sudah sepantasnya manusia memanfaatkannya secara baik, efektif dan semaksimal mungkin untuk amal shalih.
Islam menganjurkan agar manusia memanfaatkan waktu dan kesempatan yang dimiliki sehingga ia tidak termasuk golongan orang yang merugi. Hal itu tercantum dalam Qur'an Surat. ‘Ashr dan Rasulullah Saw juga menganjurkan agar manusia memanfaatkan kesempatan yang ia miliki. Diantaranya sebagai berikut:
Artinya,
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-'Ashr. :1-3)
Asbabun Nuzul.
Banyak orang yang mengutuk waktu ‘Ashar. Mereka mengatakan bahwa waktu ashar adalah waktu yang celaka atau waktu nahaas. Menurut mereka banyak bahaya yang terjadi pada waktu Ashar.
Berkait dengan hal tersebut, turunlah Surah Al 'Ashr yang member penjelasan ashar tidak salah. Kesalahan sebenarnya adalah manusia yan menggunakan waktu tesebut untuk hal-hal yang tidak terpuji.
Penjelasan Ayat
Pada ayat pertama, Allah Swt memulai surat ini dengan sumpah. Sebagaimana والشمس، والفجر، والضحى، والتين، Ketika manusia bersumpah atas nama Allah Swt, maka Allah Swt bersumpah atas nama makhlukNya. Hal tersebut disebabkan tidak ada selain Dia kecuali makhlukNya. Dan sumpah Allah Swt demi masa ini menunjukkan bahwa waktu itu sangat penting sehingga Allah Swt bersumpah dengannya. Sebagaimana sumpah manusia untuk meyakinkan seseorang akan kebenaran, maka Allah Swt pun meyakinkan manusia akan pentingnya sebuah waktu bagi manusia.
Pada ayat kedua, “Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian” menunjukkan bahwa manusia banyak yang merugi. Sangat disayangkan bahwa kerugian manusia tersebut tidak banyak yang menyadarinya, sehingga Allah Swt bersumpah akan hal tersebut untuk meyakinkan manusia bahwa mereka sungguh berada dalam kerugian. Kerugian apakah yang dialami manusia? Yang mereka alami adalah kerugian tidak dapat menggunakan waktu di dunia ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan petunjuk Islam.
Pada ayat ketiga, dijelaskan bahwa ada 3 syarat agar manusia tidak dikategorikan sebagai orang merugi. Yaitu beriman, mengerjakan amal sholeh dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Iman adalah syarat pertama manusia sebelum syarat yang lain.
Hal tersebut menunjukkan bahwa iman merupakan hal mendasar yang tidak boleh dilupakan manusia. Keimanan akan sangat berpengaruh pada kehidupan setiap manusia. Siapapun yang memiliki keimanan yang kuat ia akan dapat mengamalkannya dalam keseharian, sehingga jika iman sudah di hati maka tidak mungkin manusia akan melupakan amal sholeh dan kebajikan, yaitu seluruh perbuatan baik yang tidak melanggar norma-norma ajaran Islam.
Demikian surat ini menerangkan bahwa, semua manusia berada dalam keadaan merugi apabila dia tidak mengisi waktunya dengan perbuatan-perbuatan yanh baik.
Rasulullah Saw bersabda;
Terjemah lengkap
Dari Abdullah bin Umar ia berkata: “Rasulullah Saw memegang kedua pundakku seraya bersabda, ‘Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan kamu orang asing atau orang yang melewati suatu jalan.’ Ibnu Umar berkata.” Apabila kamu berada di sore hari janganlah kamu menunggu (melakukan sesuatu) hingga pagi hari (datang). Apabila kamu berada di pagi hari jangankah menunggu (melakukan sesuatu) hingga sore (datang). Gunakan waktu sehatmu untuk menghadapi sakitmu, dan waktu hidupmu untuk menghadapi matimu." (HR. Bukhari)
Penjelasan Hadits
Hadits tersebut menjelaskan tentang pentingnya waktu. Bahwa kita disuruh bersikap seperti orang asing atau orang yang melewati suatu jalan. Ada juga yang mengartikan orang yang menyeberang jalan.
Dengan demikian kita harus menyadari bahwa kesempatan hidup di dunia ini hanya sebentar, seperti orang yang singgah ketika dalam perjalanan. Tidaklah mungkin orang yang sedang menyeberang jalan, bersantai di tengah jalan sedang ia belum sampai seberang. Tidaklah mungkin orang yang sedang singgah di perjalanan akan asyik bersantai sedangkan perjalanan belum sampai ke tujuan.
Jika kita menginginkan tempat abadi yang memuaskan kelak, maka mestinya kita menyiapkan bekal kita, menggunakan waktu di perjalanan kita ini sebaik-baiknya. Jangan lengah ketika dalam perjalanan agar kendaraan kita tidak salah arah. Hendaknya kita gunakan waktu kita dengan berbagai hal yang berguna yang tidak menyalahi aturan agama kita. Janganlah membuang waktu percuma dengan hal-hal yang dapat mengotori jiwa/rohani kita, yang dapat membuat kita menyesal kemudian.
“Jika engkau berada di sore hari janganlah menunggu (melakukan sesuatu) hingga pagi, dan jika engkau berada pada pagi hari, janganlah menunggu (melakukan sesuatu) hingga sore hari. “
Betapa banyak menusia menunda melakukan sesuatu (yang berguna) atau pekerjaannya atau kewajibannya pada waktu tertentu. Mereka terbiasa menundanya sampai mereka mau melakukannya. Mereka merasa masih banyak waktu untuk bisa melakukannya. Inilah penyakit waktu yang banyak menjangkiti manusia. Tidak hanya dewasa, seorang remaja atau pelajar pun juga sudah banyak yang mengidapnya.
Seharusnya, seorang pelajar berusaha membiasakan diri untuk melakukan kewajibannya sebaik-baiknya. Mestinya seorang pelajar juga berusaha untuk berdisiplin memanfaatkan waktu dan memanfaatkan kesempatan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, Rasulullah Saw bersabda: "Manfaatkan lima keadaan sebelum datang lima: masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa sempatmu sebelum masa sempitmu, masa kayamu sebelum datangnya fakirmu, dan masa hidupmu sebelum datangnya matimu." (HR. Al Hakim dan Al Baihaki)
Pada hadits tersebut dijelaskan, bahwa kita harus mewaspadai lima hal, yaitu: masa muda, masa sehat, masa sempat, masa kaya, dan masa hidup. Semua hal tersebut merupakan modal utama setiap manusia untuk mencapai keberhasilan, termasuk dalam mencari ilmu. Sebagaimana atsar dari Imam Ali Karramallahu wajhah. bahwa ada emam hal yang dibutuhkan seseorang dalam mencari ilmu, salah satunya adalah waktu.
Waktu adalah salah satu nikmat yang agung dari Allah Swt kepada manusia. Sudah sepantasnya manusia memanfaatkannya secara baik, efektif dan semaksimal mungkin untuk amal shalih.
Islam menganjurkan agar manusia memanfaatkan waktu dan kesempatan yang dimiliki sehingga ia tidak termasuk golongan orang yang merugi. Hal itu tercantum dalam Qur'an Surat. ‘Ashr dan Rasulullah Saw juga menganjurkan agar manusia memanfaatkan kesempatan yang ia miliki. Diantaranya sebagai berikut:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
وَالْعَصْرِ
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-'Ashr. :1-3)
Asbabun Nuzul.
Banyak orang yang mengutuk waktu ‘Ashar. Mereka mengatakan bahwa waktu ashar adalah waktu yang celaka atau waktu nahaas. Menurut mereka banyak bahaya yang terjadi pada waktu Ashar.
Berkait dengan hal tersebut, turunlah Surah Al 'Ashr yang member penjelasan ashar tidak salah. Kesalahan sebenarnya adalah manusia yan menggunakan waktu tesebut untuk hal-hal yang tidak terpuji.
Penjelasan Ayat
Pada ayat pertama, Allah Swt memulai surat ini dengan sumpah. Sebagaimana والشمس، والفجر، والضحى، والتين، Ketika manusia bersumpah atas nama Allah Swt, maka Allah Swt bersumpah atas nama makhlukNya. Hal tersebut disebabkan tidak ada selain Dia kecuali makhlukNya. Dan sumpah Allah Swt demi masa ini menunjukkan bahwa waktu itu sangat penting sehingga Allah Swt bersumpah dengannya. Sebagaimana sumpah manusia untuk meyakinkan seseorang akan kebenaran, maka Allah Swt pun meyakinkan manusia akan pentingnya sebuah waktu bagi manusia.
Pada ayat kedua, “Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian” menunjukkan bahwa manusia banyak yang merugi. Sangat disayangkan bahwa kerugian manusia tersebut tidak banyak yang menyadarinya, sehingga Allah Swt bersumpah akan hal tersebut untuk meyakinkan manusia bahwa mereka sungguh berada dalam kerugian. Kerugian apakah yang dialami manusia? Yang mereka alami adalah kerugian tidak dapat menggunakan waktu di dunia ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan petunjuk Islam.
Pada ayat ketiga, dijelaskan bahwa ada 3 syarat agar manusia tidak dikategorikan sebagai orang merugi. Yaitu beriman, mengerjakan amal sholeh dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Iman adalah syarat pertama manusia sebelum syarat yang lain.
Hal tersebut menunjukkan bahwa iman merupakan hal mendasar yang tidak boleh dilupakan manusia. Keimanan akan sangat berpengaruh pada kehidupan setiap manusia. Siapapun yang memiliki keimanan yang kuat ia akan dapat mengamalkannya dalam keseharian, sehingga jika iman sudah di hati maka tidak mungkin manusia akan melupakan amal sholeh dan kebajikan, yaitu seluruh perbuatan baik yang tidak melanggar norma-norma ajaran Islam.
Demikian surat ini menerangkan bahwa, semua manusia berada dalam keadaan merugi apabila dia tidak mengisi waktunya dengan perbuatan-perbuatan yanh baik.
Rasulullah Saw bersabda;
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَر رَضِيَ الله عَنْهُمَا قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ: كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُسَبِيْلٍ وَكاَنَ ابْنُ عُمَرُ يَقُوْلُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَ مِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ رواه البخاري.
Terjemah lengkap
Dari Abdullah bin Umar ia berkata: “Rasulullah Saw memegang kedua pundakku seraya bersabda, ‘Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan kamu orang asing atau orang yang melewati suatu jalan.’ Ibnu Umar berkata.” Apabila kamu berada di sore hari janganlah kamu menunggu (melakukan sesuatu) hingga pagi hari (datang). Apabila kamu berada di pagi hari jangankah menunggu (melakukan sesuatu) hingga sore (datang). Gunakan waktu sehatmu untuk menghadapi sakitmu, dan waktu hidupmu untuk menghadapi matimu." (HR. Bukhari)
Penjelasan Hadits
Hadits tersebut menjelaskan tentang pentingnya waktu. Bahwa kita disuruh bersikap seperti orang asing atau orang yang melewati suatu jalan. Ada juga yang mengartikan orang yang menyeberang jalan.
Dengan demikian kita harus menyadari bahwa kesempatan hidup di dunia ini hanya sebentar, seperti orang yang singgah ketika dalam perjalanan. Tidaklah mungkin orang yang sedang menyeberang jalan, bersantai di tengah jalan sedang ia belum sampai seberang. Tidaklah mungkin orang yang sedang singgah di perjalanan akan asyik bersantai sedangkan perjalanan belum sampai ke tujuan.
Jika kita menginginkan tempat abadi yang memuaskan kelak, maka mestinya kita menyiapkan bekal kita, menggunakan waktu di perjalanan kita ini sebaik-baiknya. Jangan lengah ketika dalam perjalanan agar kendaraan kita tidak salah arah. Hendaknya kita gunakan waktu kita dengan berbagai hal yang berguna yang tidak menyalahi aturan agama kita. Janganlah membuang waktu percuma dengan hal-hal yang dapat mengotori jiwa/rohani kita, yang dapat membuat kita menyesal kemudian.
إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ
“Jika engkau berada di sore hari janganlah menunggu (melakukan sesuatu) hingga pagi, dan jika engkau berada pada pagi hari, janganlah menunggu (melakukan sesuatu) hingga sore hari. “
Betapa banyak menusia menunda melakukan sesuatu (yang berguna) atau pekerjaannya atau kewajibannya pada waktu tertentu. Mereka terbiasa menundanya sampai mereka mau melakukannya. Mereka merasa masih banyak waktu untuk bisa melakukannya. Inilah penyakit waktu yang banyak menjangkiti manusia. Tidak hanya dewasa, seorang remaja atau pelajar pun juga sudah banyak yang mengidapnya.
Seharusnya, seorang pelajar berusaha membiasakan diri untuk melakukan kewajibannya sebaik-baiknya. Mestinya seorang pelajar juga berusaha untuk berdisiplin memanfaatkan waktu dan memanfaatkan kesempatan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.
عن ابن عباس رضي الله عنه قال: قال رسول الله ص م: إغتنمْ خمْسًا قبْلَ خَمْس: شَبابَكَ قبْا هَرَمكَ, وَصحتَكَ قبْلَ سقَمكَ, وَفرَاغكَ قبْلَ شُغْلكَ, وَغنَاك قبْلَ فَقْركَ, وَحيَاتَكَ قَبْل مَوْتكَ . روه الحاكم والبيهقي
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, Rasulullah Saw bersabda: "Manfaatkan lima keadaan sebelum datang lima: masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa sempatmu sebelum masa sempitmu, masa kayamu sebelum datangnya fakirmu, dan masa hidupmu sebelum datangnya matimu." (HR. Al Hakim dan Al Baihaki)
Pada hadits tersebut dijelaskan, bahwa kita harus mewaspadai lima hal, yaitu: masa muda, masa sehat, masa sempat, masa kaya, dan masa hidup. Semua hal tersebut merupakan modal utama setiap manusia untuk mencapai keberhasilan, termasuk dalam mencari ilmu. Sebagaimana atsar dari Imam Ali Karramallahu wajhah. bahwa ada emam hal yang dibutuhkan seseorang dalam mencari ilmu, salah satunya adalah waktu.
Alamat link terkait :Ayat dan Hadits Tentang Memanfaatkan Waktu
0 Response to "Ayat dan Hadits Tentang Memanfaatkan Waktu"
Posting Komentar