Contoh Makalah Pemanasan Global ( Global Warming) Yang Baik dan Benar
Contoh Makalah Pemanasan Global ( Global Warming) Yang Baik dan Benar - Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
Contoh Makalah Pemanasan Global ( Global Warming) Yang Baik dan Benar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akhir-akhir muncul berbagai pemberitaan melalui media massa, baik cetak maupun elektronik tentang peristiwa alam yang sering terjadi. Peristiwa alam itu terjadi hampir di seluruh wilayah tanah air kita, mulai dari badai topan, air laut pasang yang menyebabkan banjir di daerah-daerah yang dekat dengan pantai, curah hujan yang tinggi hingga menyebabkan banjir, angin puting beliung yang merobohkan rumah-rumah warga, dan masih benyak peristiwa-peristiwa alam lainnya yang menyebabkan sebagian besar warga merasa resah. Oleh karena itu, pemerintah menyebutnya sebagai bencana nasional dan juga merupakan bencana internasional, karena peristiwa tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan juga terjadi di mancanegara. Peristiwa-peristiwa alam tersebut diyakini sebagai dampak dari adanya pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim dunia.
1.2 Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan pemanasan global ?
Apakah penyebab dari pemanasan global ?
Apakah dampak akibat pemanasan global bagi kehidupan di bumi?
Bagaimana cara mengurangi pemanasan global ?
1.3 Tujuan
Mengetahui apa itu pemanasan global.
Mengungkap hal-hal yang menyebabkan pemanasan global di muka bumi.
Mengungkap dampak negatif akibat pemanasan global bagi kehidupn di bumi.
Memaparkan cara-cara untuk mengurangi terjadinya pemanasan global di muka bumi.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemanasan Global
- Pengertian Pemanasan Global
Dalam makalah ini fenomena yang akan saya bahas adalah mengenai Global Warming (pemanasan global). Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi.
Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dan negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan IPCC tersebut.
Ada beberapa yang masih diragukan oleh para ilmuwan yakni mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih sering terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk mengurangi aatau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintah negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemanasan global yang berakibat pada perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama yang berhubungan dengan pengunaan bahan baker fosil (minyak bumi dan batu bara) serta kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian, dan peternakan. Aktivitas manusia dengan kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu meningkatnya jumlah gas rumah kaca secara global.
Di Indonesia sendiri, tanda-tanda perubahan iklim akibat pemanasan global telah lama terlihat. Misalnya, sudah beberapa kali ini kita mengalami musim kemarau yang panjang. Tahun 1982-1983, 1987 dan 1991, kemarau panjang menyebabkan kebakaran hutan yang luas. Hampir 3,6 juta hektar hutan habis di Kalimatan Timur akibat kebakaran tahun 1983. Musim kemarau tahun 1991 juga menyebabkan 40.000 hektar sawah dipusokan dan produksi gabah nasional menurun drastis dari 46,451 juta ton menjadi 44,127 juta ton pada tahun 1990.
Pada tahun 2006, akibat pemanasan global terlihat dengan terlambatnnya musim penghujan yang seharusnya sudah turun pada Oktober 2006. Namun hingga Desember 2006 hujan belum juga turun. Keterlambatan itu juga disertai dengan pendeknya periode hujan, namun intensitasnya tinggi. Akibatnya banjir melanda Jakarta dan sekitarnya.
Pemanasan Global juga mengakibatkan siklus perkawinan dan pertumbuhan nyamuk (dari telur menjadi larva dan nyamuk dewasa) akan lebih singkat, sehingga jumlah populasi akan cepat naik. Mengganasnya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk kemudian seolah menyebabkan jenis penyakit baru.
- Fakta yang disebabkan oleh Pemanasan Global
Adapun fakta adanya global warming ini yaitu:
- 1) Mencairnya es di kutub utara dan selatan
Banyak media yang telah menyebutkan bahwa es yang berada di kutub mulai mencair. Mencairnya es saat ini berjalan jauh lebih cepat dari model-model prediksi yang pernah diciptakan oleh para ilmuwan. Beberapa prediksi awal yang pernah dibuat sebelumnya memperkirakan bahwa seluruh es di kutub akan lenyap pada tahun 2040 sampai 2100. Menurut salah satu media yang ada di internet menyebutkan bahwa baru- baru ini sebuah fenomena alam kembali menunjukkan betapa seriusnya kondisi ini. Pada tanggal 6 Maret 2008, sebuah bongkahan es seluas 414 kilometer persegi (hampir 1,5 kali luas kota Surabaya) di Antartika runtuh. Menurut peneliti, bongkahan es berbentuk lempengan yang sangat besar itu mengambang permanen di sekitar Amerika Selatan, barat daya Semenanjung Antartika. Padahal, diyakini bongkahan es itu berada di sana sejak 1.500 tahun lalu. Ini lah akibat dari pemanasan global.
Antartika di Kutub Selatan adalah daratan benua dengan wilayah pegunungan dan danau berselimut es yang dikelilingi lautan. Benua ini jauh lebih dingin daripada Artik, sehingga lapisan es di sana sangat jarang meleleh, bahkan ada lapisan yang tidak pernah mencair dalam sejarah. Temperatur rata-ratanya minus 49 derajat Celsius, tapi pernah mencapai hampir minus 90 derajat celsius pada Juli 1983. Tak heran jika fenomena mencairnya es di benua yang mengandung hampir 90 persen es di seluruh dunia itu mendapat perhatian serius peneliti.
- 2) Meningkatnya level permukaan laut
Mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan berdampak pada naiknya level permukaan air laut. Para ahli memperkirakan apabila seluruh Greenland mencair. Level permukaan laut akan naik sampai dengan 7 meter. Sehingga jika ini terjadi maka akan menenggelamkan daratan yang ada di dunia ini.
- 3) Adanya Perubahan Iklim
Pemanasan global berimbas pada semakin ekstrimnya perubahan cuaca dan iklim bumi. Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat di prediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat yang lain. Topan dan badai tropis baru akan bermunculan dengan kecenderungan semakin lama semakin kuat.
Selain fakta-fakta di atas global warming juga dapak mengakibatkan penyakit baru seperti adanya HIV AIDS, SARS, flu burung, flu singapura, flu kuda, dan flu baru H1N1 yang sebelumnya dikenal sebagai flu babi. Pemanasan global yang berpengaruh pada perubahan iklim dan cuaca juga menimbulkan dampak meluasnya penyebaran penyakit.
Perubahan suhu tersebut terjadi di wilayah yang sebelumnya dingin atau subtropis menjadi hangat. Padahal, suhu hangat itu disukai oleh organisme patogen sehingga menyebar ke daerah tersebut. Kasus penyebaran penyakit yang disebabkan pemanasan global di antaranya adalah malaria. Pemanasan global dapat menyebabkan 45%-60% penduduk dunia terancam malaria.Banyaknya penyakit infeksi baru yang berkembang saat ini juga diperparah oleh menurunnya daya tahan tubuh manusia. Hal itu salah satunya disebabkan manusia saat ini menghirup udara yang yang kualitasnya memburuk.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah
Dari fakta-fakta yang tersebut diatas diperolehlah konsep-konsep yang menyangkut semua sisi ranah sains. Pada ranah fisika terjadi konsep pemantulan.dijelaskan sebagai berikut :
Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Pada ranah biologi terjadinya peluasan peyebaran penyakit, dijelaskan sebagai berikut : Pemanasan global yang berpengaruh pada perubahan iklim dan cuaca juga menimbulkan dampak meluasnya penyebaran penyakit. Perubahan suhu tersebut terjadi di wilayah yang sebelumnya dingin atau subtropis menjadi hangat. Padahal, suhu hangat itu disukai oleh organisme patogen sehingga menyebar ke daerah tersebut. Kasus penyebaran penyakit yang disebabkan pemanasan global di antaranya adalah malaria. Pemanasan global dapat menyebabkan 45%-60% penduduk dunia terancam malaria.Banyaknya penyakit infeksi baru yang berkembang saat ini juga diperparah oleh menurunnya daya tahan tubuh manusia. Hal itu salah satunya disebabkan manusia saat ini menghirup udara yang yang kualitasnya memburuk.
Pada ranah kimia , senyawa organic dan gas-gas berbahaya turut andil dalam proses terjadinya pemanasan global. Sebagaimana penjelasan berikut :
Pemanasan global terjadi sesungguhnya sebagian besar akibat ulah manusia, sebagai contoh adalah karena adanya efek rumah kaca. yaitu energy yang berasal dari matahari yang dipantulkan oleh bumi terjebak di dalam atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.Selain gas CO2 , yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2 ), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2 ) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4 ) dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca
Pada fenomena global warming ini prinsip yang digunakan adalah HUKUM SNELLIUS.
Christiaan Huygens menjelaskan hukum Snellius dari penurunan prinsip Huygens tentang sifat cahaya sebagai gelombang. Hukum Snellius dikatakan, berlaku hanya pada medium isotropik atau "teratur" pada kondisi cahaya monokromatik yang hanya mempunyai frekuensi tunggal, sehingga bersifat reversible.
Dan teori yang digunakan adalah teori kinetic gas.
Berdasarkan hasil eksperiman, diketahui bahwa semua gas dengan komposisi kimia apapun pada suhu tinggi dan tekanan rendah cenderunga memperlihatkan suatu hubungan sederhana tertentu di antara sifat-sifat makroskopisnya, yaitu tekanan, volume, dan suhu. Hal ini mengajukan adanya konsep tentang gas ideal yang memiliki sifat makroskopis yang sama pada kondisi yang sama. Dari sifat mikroskopis suatu gas, yaitu kelajuan, energi kinetik, momentum, dan massa setiap partikel penyusunan gas, kita dapat mendefinisikan gas ideal dengan suatu asumsi (anggapan) tetapi tetap konsisten (sesuai) dengan definisi makroskopis.
Berdasarkan teori kinetik, molekul-molekul gas ideal bergerak secara acak mematuhi hukum gerak Newton dan bertumbukan dengan molekul lain maupun dengan diding bejana tempat gas berada adalah elastis sempurna. Dengan demikian, kita dapat menganalisis sifat makroskopis gas (tekanan, volum, dan suhu ) berdasarkan sifat mikroskopis gas( massa, kelanjutan , momentum, dan energi kinetic).
- Penyebab terjadinya Pemanasan Global
Efek rumah kaca
Efek rumah kaca dapat divisualisasikan sebagai sebuah proses. Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi oleh gelas kaca, yakni selimut gas pada atmosfer. Panas matahari yang mausk dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Namun panas yang sejarusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaa di pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi sebagai penahan panas untuk menghangatkan rumah kaca. Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan konsentrasi selimut gas di atmosfer (gas rumah kaca) sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Dengan demikian panas matahari tidak dapat dipantulan ke angkasa dan semakin lama semakin meningkat.
Efek rumah kaca terjadi secara alami karena memungkinkan berlangsungnya kehidupan semua makhluk di bumi. Tanpa adanya gas rumah kaca, seperti karbodioksida (CO2), metana (CH4), atau dinitro oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan 33 derajt Celcius lebih dingin. Sejak awal industrialisasi, pada abad ke-17 konsentrasi gas rumah kaca meningkat drastis. Diperkirakan tahun 1880 temperatur rata-rata bumi meningkat 0,5-0,6 derajat Celcius akibat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Gas yang termasuk dalam kelompok gas rumah kaca adalah karbodioksida (CO2), metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), sampai sulfur heksafluorida (SF6 ). Jenis gas rumah kaca memberikan yang sumbangan terbesar bagi emisi gas rumah kaca adalah karbondioksida, metana dan dinitro dioksida. Sebagian besar gas tersebut dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, (minyak bumi dan batu bara) disektor energi dan transportasi, penggundulan hutan, dan pertanian.
Emisi karbondioksida dihasilkan dari pembakaran bahan baker fosil (minyak bumi dan batu bara) pada sektor industri dan transportasi. Sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global ada dua macam.
- Ø Pembangkit listrik bertenaga batu bara.
- Ø Pembakaran kendaraan bermotor .
Dalam hal ini, penghasil emisi karbondioksida terbesar adalah Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Inggris, dan Jepang. Sedangkan negara penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar adalah Amerika Serikat. Amerika Serikat merupakan penyumbang 720 ton gas rumh kaca setara karbodioksida.
Pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi/batu bara)
Penggundulan & kebakaran hutan
Pertanian (penggunaan pupuk kimia).
Hubungan antara penipisan lapisan ozon dengan Pemanasan Global atau perubahan iklim.
Ozon adalah lapisan mantel bumi, yang berfungsi melindungi bumi beserta isinya dari sinar ultra violet secara langsung. Bisanya dibayangkan jika tidak ada lagi lapisan ozon yang melindungi bumi, maka tidak akan ada lagi siklus kehidupan.
Menurut penelitian para ilmuwan dunia, lapisan ozon telah mengalami penipisan dari tahun ke tahun. Bahkan katanya saat ini sudah ada lubang ozon di daerah Arizona. Lubang ozon itu terbentuk karena adanya dampak dari pemanasan global (Global Warming), efek rumah kaca dan lainnya.
Bila ada lubang ozon berarti di situlah sinar UV memancarkan sinarnya secara langsung, tanpa adanya penyaring (lapisan ozon) . Semua makhluk di bumi ini tidak akan mampu bersentuhan langsung dengan sinar UV tersebut. Cahaya matahari yang kita terima atau rasakan setiap hari, sudah merupakan hasil penyaringan dari ozon. Sehingga sudah tidak berbahaya lagi bagi manusia dan makhluk hidup lainnya di muka bumi.
Perubahan iklim yang tidak menentu akibat dari pemanasab global sudah banyak dirasakan saat ini. Beberapa daerah di Indonesia telah mengalami cuaca hujan yang sangat rendah sehingga terjadi krisis air (kekeringan). Sedangkan di daerah lainnya malah curah hujan yang sangat tinggi sehingga terjadi banjir dan tanah longsor.
Masalah lingkungan dan kesehatan manusia yang terkait dengan penipisan lapisan ozon sesungguhnya berbeda dengan resiko yang dihadapi manusia dari akibat Pemanasan Global. Walaupun begitu, kedua fenomena tersebut saling berhubungan. Beberapa polutan (zat pemcemar) memberikan kontribusi yang sama terhadap penipisan lapisan ozon dan pemanasan global. Penipisan lapisan ozon mengakibatkan masuknya lebih banyak radiasi sinar ultrafiolet (UV) yang berbahaya masuk ke permukaan bumi. Namun, meningkatnya radiasi sinar UV bukanlah penyebab terjadinya Pemanasan Global, melainkan kanker kulit, penyakit katarak, menurunnya kekebalan tubuh manusia dan menurunnya hasil panen.
Penipisan lapisan ozon terutama disebabkan oleh Chlorofluor Carbon (cfc) saat ini negara- negara industri sudah tidak memproduksi dan tidak menggunakan CFC lagi. Dan dalam waktu dekat, CFC akan benar- benar dihapus di seluruh dunia. Sepeti halnya karbon dioksida, CFC juga menurapakan gas rumah kaca dan berpotensi terhadap pemanasan global jauh lebih tinngi di banding karbon dioksida sehingga
Dampak akumulasi CFC di atmosfer mempercepat laju pemanasan global. CFC tetap berada di atmosfer dalam waktu sangat lama, berabad-abad. Artinya, kontribusi CFC terhadap penipisan lapisan ozon dan perubahan iklim akan berlangsung dalam waktu sangat lama.
Dampak Terjadinya Pemanasan Global Bagi Kehidupan Makhluk Di Bumi
Efek rumah kaca menyebabkan terjadinya akumulasi panas (energi) di atmosfer bumi. Dengan adanya akumulasi yang berlebihan tersebut, iklim global melakukan penyesuaian. Penyesuaian yang dimaksud adalah dengan meningkatnya temperatur bumi yang emudian disebut dengan pemansan global. Pemanasan global akan berdampak dengan adanya perubahan iklim global.
Perubahan iklim seperti yang sedang terjadi pada saat ini berdampak negatif bagi kehidupan makhluk di muka bumi. Dampaknya antara lain sebagai berikut :
- Musnahnya berbagai keanekaragaman hayati.
- Meningkatnya cuaca ekstrem yang saat ini tengah dirasakan negara-negara tropis, misalnya kota-kota di Indonesia yang dulu terkenal sejuk dan dingin makin hari makin panas. Contohnya kota-kota di Jawa Timur (Malang, Batu, Kawasan Prigen, Kaki Gunung Semeru), Bogor, Ruteng Nusa Tenggara, adalah daerah yang dulunya dikenal dingin tetapi sekarang tidak lagi.
- Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir.
- Mencairnya es dan gletser di kutub yang menyebabkan naiknya permukaan air laut.
- Meningkatnya jumlah tanah kering yang berpotensi menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan.
- Kenaikan permukaan air laut yang menyebabkan banjir. Pada tahun 2100 diperkirakan kenaikan permukaan air laut mencapai 15-95 cm.
- Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia.
- Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan.
- Meningkatnya wabah penyakit tropis, seperti malaria ke daerah-daerah baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk).
- Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian.
Hal-Hal Yang Harus Dilakukan Untuk Mengurangi Pemanasan Global Di Muka Bumi
Perubahan iklim akibat pemanasan global (global warming), pemicu utamanya adalah meningkanya emisi karbon akibat penggunaan energi fosil (bahan baker minyak, batu bara, dan sejenisnya yang tidak dapat diperbaharui). Penghasil terbesarnya adalah negara-negara industri seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Kanada, Jepang, China, dll. Ini diakibatkan oleh pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat negara-negara utara yang 10 kali lipat lebih tinggi dari penduduk negara selatan. Sedangkan untuk negara berkembang meski tidak besar, juga ikut berkontribusi dalam menyumbangkan emisi gas tersebut. Industri pengasil karbon terbesar seperti Indonesia adalah perusahaan tambang, sehingga Indonesia tercatat dalam “Guinnes Book of Record” sebagai negara tercepat dalam kerusakan hutannya. Makalah Pemanasan Global
Dengan dampak yang ditimbulkan karena perubahan iklim akibat pemanasan global, maka kita sebagai penduduk dunia harus segera bertindak untuk mengurangi pemanasan global seperti yang sedang terjadi pada saat ini, dan diprediksikan akan terus berlangsung. Hal yang dibutuhkan adalah dengan mengadakan REVOLUSI GAYA HIDUP, yakni dengan mengurangi penggunaan energi baik listri, bahan baker, air yang memang menjadi sumber utama makin berkurangnya sumber kehidupan.
Selain itu perlunya melahirkan konsensus yang membawa komitmen dari semua negara untuk menegakkan keadilan iklim. Seperti yang telah dilakukan oleh ustralia yang mempunyai instrument keadilan iklim dengan membentuk pengadilan iklim. Dimana sebuah instrument yang mengacu pada isi Protokol Kyoto yang menekankan kewajiban pada negara-negara Utara untuk membayar dari hasil pembuangan emisi karbon untuk perbaikan mutu lingkungan hidup bagi negara-negara Selatan.
Hal lain yang harus dilakukan adalah dengan memulai untuk menggunakan energi bahan baker alternatif yang tidak hanya dari bahan energi fosil, misalnya untuk kebutuhan memasak. Menggunakan energi biogas (gas dari kotoran ternak) seperti yang dilakukan komunitas merah putih di Kota batu. Desenralisasi energi dan melepas ketergantungan pada sentralisasi energi yang pada akhirnya dapat menaikkan harganya.
Sedangakan untuk para pengambil kebijakan harus mengeluarkan policy yang jelas orientasinya untuk mengurangi pemanasan global. Misalnya dengan menetapkan jeda tebang hutan di seluruh Indonesia agar tidak mengalami kepunahan dan wilayah kita makin panas. Menghentikan pertambangan mineral dan batubara seperti di Papua, Kalimantan, Sulawesi. Selanjunya kebijakan peogressive dengan mempraktekkan secara nyata jeda tebang dan kedauatan energi harus dilakukan jika kita tidak mau menjadi kontributor utama pemanasan global.
Melakukan penanaman pohon kembali sebagai salah satu cara yang bisa memperbaiki paru-paru dunia. Selain itu meminimalkan dalam penggunaan kertas, karena semakin banyak kertas yang dgunakan maka semakin banyak pula pohon yang ditebang.
Hal-hal tersebut dilakukan demi keberlanjutan kehidupan sosial yang tanpa kita sadari telah dirusak oleh adanya pemanasan global akibat ulak manusia sendiri. Oleh karena itu, sebagai manusia hal yang terpenting adalah kita mulai dari diri sendiri untuk mencintai lingkungan hidup dengan melakukan hal-hal yang positif.
Yang harus kita lakukan diantararanya yaitu :
Hemat energi dengan cara :
1. Pilih lampu dan alat elektronik hemat energi.
2. Buat jadwal/batas waktu penggunaan listrik.
3. Gunakan tangga ketimbang lift.
4. Gunakan sepeda untuk perjalanan jarak dekat.
Reduce Water!
- Hemat air
- Tutup keran air dengan rapat. Saat cuci piring, buka tutup keran hanya saat membilas cucian (begitu juga saat sikat gigi)
- Hemat air untuk mandi (pilih shower daripada bathtub!)
- Pilih satu gelas untuk tempat minum Anda setiap hari
- Cucilah barang di bak cuci piring/ember yang sudah terisi air daripada di keran yang mengalir.
- Gunakan air hujan untuk menyirami kebun/taman.
Reduce Waste!
- Hemat kertas dengan menggunakan kedua sisinya.
- Daur ulang sampah rumah tangga menjadi kompos.
- Buatlah komunitas hijau untuk menciptakan karya dari produk daur ulang
- Setiap mengadakan sebuah kegiatan, selalu bentuk pasukan kebersihan untuk menjaga lingkungan.
- Saat berbelanja, pilih produk dengan kemasan minimal untuk mengurangi sampah.
- Bawalah tas belanja sendiri agar meminimalkan penggunaan kantong plastik.
- Memilih teknologi terbaru yang membutuhkan energi sedikit namun tetap nyaman. Atau, ganti lampu hemat listrik. Menggunakan energi dengan bijaksana akan mengurangi kebocoran energi yang tidak perlu.
- Lebih sedikit gunakan kendaraan dalam perjalanan singkat atau dekat. Jalan kaki, kayuh sepeda, naik mobil beramai-ramai, dan kendaraan umum, selain akan menghemat pengeluaran transport kamu, tentu saja mengurangi karbon dioksida.
- Periksa kesehatan ban mobilmu. Menjaga “kesehatan” ban mobilmu secara teratur mengurangi 10 kg karbon dioksida di atmosfer.
- Daur ulang seirng-sering. Anda bisa menghemat 1200 kg karbon dioksida per tahun HANYA dengan mendaur ulang setengah sampah kertas Anda sehari.
- Butuh air hangat untuk mandi, air panas untuk minum kopi dan teh, atau mencuci pakaian? Gunakan secukupnya dan kamu mengurangi 420 kg karbon dioksida pertahun.
- Hindari membeli produk dengan bungkus berlapis-lapis. Setiap kamu mengurangi 10% sampah saja, kamu sudah mengurangi 600 kg karbon dioksida.
- Tanam pohon. Satu pohon bisa menghisap 1 ton karbon dioksida sepanjang hidupnya.
- Matikan alat elektronik! TV, DVD, VCD, MP3, stereo, komputer, games, ketika kamu tidak sedang menggunakannya. Kamu menghemat ribuan kg karbon dioksida per tahun. Tidak perlu dipindah ke posisi stand-by atau memasang timer karena listrik tetap mengalir. Padamkan sama sekali.
BAB III
PENUTUP
2.5 Kesimpulan
Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita bisa mengurangi efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.
2.6 Saran
Untuk menyelamatkan bumi kita, menjadikannya tempat hidup yang lebih baik kita harus. Untuk menyelamatkan bumi kita, menjadikannya tempat hidup yang lebih baik kita harus. Matikan oven Anda beberapa menit sebelum waktunya. Jika tetap dibiarkan tertutup, maka panas tersebut tidak akan hilang. Turunkan suhu AC Anda. Hindari penggunaan suhu maksimal. Gunakan AC pada tingkatan sampai kita merasa cukup nyaman saja. Dan cegah kebocoran dari ruangan ber-AC Anda. Jangan biarkan ada celah yang terbuka jika Anda sedang menggunakan AC Anda karena hal tersebut akan membuat AC bekerja lebih keras untuk mendinginkan ruangan Anda. Pada akhirnya hal ini akan menghemat tagihan listrik Anda. Gunakan timer untuk menghindari lupa mematikan AC. Gunakanlah timer sesuai dengan kebiasaan Anda.
Demikianlah pembahasan mengenai Makalah Pemanasan Global yang bisa kami sampaikan. Semoga Bermanfaat.
Alamat link terkait :Contoh Makalah Pemanasan Global ( Global Warming) Yang Baik dan Benar
0 Response to "Contoh Makalah Pemanasan Global ( Global Warming) Yang Baik dan Benar"
Posting Komentar