Sifat Shirath (Jembatan) dan Kondisi Manusia Disaat Melewati Shirath di Akhirat
Shirath menurut bahasa adalah jalan yang terang, adapun secara istilah merupakan jembatan yang melintang antara jalan neraka dan surga yang akan dilintasi oleh orang-orang yang berbuat kebaikan dan orang-orang yang berbuat keburukan. Orang-orang yang berbuat kebaikan dengan cepat akan melintasi jembatan tersebut dan mendapatkan anugerah-anugerah yang tak-berkesudahan dari Allah Swt. Sementara orang-orang yang berbuat keburukan akan jatuh dan menjadi penghuni neraka.
Bahkan, dari sebuah riwayat dapat dipahami bahwa kecepatan melintas manusia dari jembatan tersebut tergantung kepada timbangan iman, ikhlas, dan amal saleh mereka.
Landasan keyakinan tentang adanya shirath pada hari Kiamat berdasarkan kepada ijma’ para ulama Ahlus Sunnah yang bersumberkan kepada dalil-dalil yang akurat dari al-Qur’an dan Sunnah.Berikut ini kita sebutkan beberapa dalil yang menerangkan tentang adanya shirath.
"Dan tidak ada seorang pun dari kalian, melainkan akan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan." (QS. Maryam: 71)
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Bakar Ash Shadiq As. disebutkan, “Sebagian orang melintas di atas jembatan tersebut laksana kilat, sebagian melintas laksana kuda cepat, sebagian merangkak, sebagian bak orang-orang yang berjalan, dan sebagian bergelantung untuk dapat melintasi jembatan tersebut. Terkadang api jahannam membakar sebagian dan membebaskan sebagian.”
Shirath dibentangkan di atas neraka jahannam, ia adalah jambatan/titian di antara syurga dan neraka. Manusia melaluinya (meniti di atasnya) bersesuaian dengan kadar amal perbuatan mereka, di antara mereka ada yang melaluiya sepantas kerdipan mata, ada yang melaluinya seperti kilat, ada yang melaluinya selaju angin, ada yang melaluinya seperti larian kuda, ada yang melaluinya seperti menunggang unta, ada yang melaluinya dengan berlari, ada yang melaluinya dengan berjalan, dan ada yang melaluinya dengan merangkak.
Berikutnya kita lihat pula bagaimana keadaan manusia ketika melewati shirath tersebut.
1. Riwayat pertama :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah telah bersabda: “Lalu diutuslah amanah dan rahim (tali persaudaraan) keduanya berdiri di samping kiri-kanan shirath tersebut. Orang yang pertama lewat seperti kilat”.
Aku bertanya: “Dengan bapak dan ibuku (aku korbankan) demi engkau. Adakah sesuatu seperti kilat?”
Rasul menjawab : “Tidakkah kalian pernah melihat kilat bagaimana ia lewat dalam sekejap mata? Kemudian ada yang melewatinya seperti angin, kemudian seperti burung dan seperti kuda yang berlari kencang.Mereka berjalan sesuai dengan amalan mereka. Nabi kalian waktu itu berdiri di atas shirath sambil berkata: “Ya Allah selamatkanlah! selamatkanlah! Sampai para hamba yang lemah amalannya, sehingga datang seseorang lalu ia tidak bisa melewati kecuali dengan merangkak”.
Beliau menuturkan (lagi) : “Pada kedua sisi shirath terdapat besi pengait yang bergantung untuk menyambar siapa saja yang diperintahkan untuk disambar. Maka ada yang terpeleset namun selamat dan ada pula yang terjungkir ke dalam neraka”. (HR. Muslim).
2. Riwayat kedua :
"Orang Mukmin (berada) di atasnya (shirath), ada yang secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat kuda yang amat kencang berlari, dan ada yang secepat pengendara.Maka ada Yang selamat setelah tertatih-tatih dan ada pula yang dilemparkan ke dalam neraka. Mereka yang paling terakhir merangkak secara pelan-pelan “.(Muttafaqun ‘alaih)
3. Riwayat ketiga :
"Di antara mereka ada yang binasa disebabkan amalannya, dan di antara mereka ada yang tergelincir namun kemudian ia selamat." (Muttafaqun ‘alaih)
4. Riwayat keempat :
"Dan dibentangkanlah shirath di atas permukaan neraka jahannam. Maka aku dan umatku menjadi orang yang pertama kali melewatinya.Dan tiada yangberbicara pada saat itu kecuali para rasul. Dan doa para rasul pada saat itu : “Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah di antara mereka ada yangtertinggal dengan sebab amalannya dan di antara mereka ada yang mendapatkan balasan sampai ia selamat”. (HR. Muslim)
Diantara manusia yang pertama menyeberangi shirath adalah Nabi Muhammad Saw. dan beliau berdoa kepada Allah Swt untuk umatnya agar bisa melintas sirath dengan selamat. Beliau bersabda :
“Aku dan umatku yang paling pertama yang diperbolehkan melewati shirath dan ketika itu tidak ada seorangpun yang bicara, kecuali Rasul Dan Rasul berdo’a ya Allah Swt selamatkanlah, selamatkanlah." (HR. Bukhari).
Diantara sifat shirat sebagai berikut :
1. Menggelincirkan Manusia.
“Sebuah jambatan/laluan yang menjadikan orang tergelincir, di atasnya terdapat sesuatu yang menyambar-nyambar dan besi yang hujungnya bengkok (pengait) serta besi keras yang lebar dan luas tetapi memiliki duri bengkok yang berada di daerah Nejad yang bernama duri Sa’dan.” (HR. Bukhari)
“Dan padanya (jambatan) itu memiliki besi yang hujungnya bengkok seperti duri sa’dan - cuma tidak ada yang mengetahui ukuran saiznya melainkan Allah.Ia akan menyambar manusia bersesuaian dengan amal perbuatan mereka.” (HR. Bukhari)
2. Halus dan Tajam.
Dari Abu Sa’id al-Khudri, katanya: “Telah sampai kepadaku bahawa jambatan tersebut lebih halus dari sehelai rambut dan lebih tajam dari mata pedang.” (HR. Ibnu Hibban)
Tidak akan dapat melintasinya melainkan orang-orang mukmin bersesuaian dengan kadar amal perbuatan mereka, manakala bagi orangorang kafir, mereka serta-merta dihumban ke neraka sebaik dihisab. Ini adalah berdasarkan sabda Rasulullah Saw :
“Orang-orang yang beriman akan melaluinya seperti kerdipan mata, dan ada yang seperti kilat, angin, burung, kuda yang baik dan unta.Maka merekalah yang selamat dan diselamatkan.Ada pula yang dicabik-cabik lalu dilepaskan dan ada pula yang masuk ke dalam Neraka Jahannam.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)
Setelah kita melihat sekilas tentang sifat-sifat shirath yang terdapat dalam hadits-hadits shahih.
Melalui riwayat-riwayat yang kita sebutkan di atas dapat kita simpulkan di sini bagaimana kondisi manusia saat melintasi shirath :
1. Ketika manusia melewati shirath, amanah dan ar-rahim (hubungan kekerabatan) menyaksikan mereka. Ini menunjukkan betapa pentingnya menunaikan amanah dan menjalin hubungan silaturrahim. Barangsiapa melalaikan keduanya, maka ia akan merasa gemetar ketika disaksikan oleh amanah dan ar-rahim saat melewati shirath.
2. Kecepatan manusia saat melewati shirath yang begitu halus dan tajam tersebut sesuai dengan tingkat kecepatan mereka dalam menyambut dan melaksanakan perintah-perintah Allah Swt di dunia ini.
3. Di antara manusia ada yang melewati shirath secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat burung terbang, dan ada pula yang secepat kuda yang berlari kencang.
4. Di antara manusia ada yang melewatinya dengan merangkak secara pelan-pelan, ada yang berjalan dengan menggeser pantatnya sedikit demi sedikit, ada pula yang bergelantungan hampir-hampir jatuh ke dalam neraka dan ada pula yang dilemparkan ke dalamnya.
5. Besi-besi pengait baik yang bergantungan pada shirath maupun yang berasal dari dalam neraka akan menyambar sesuai dengan keimanan dan ibadah masing-masing manusia.
6. Yang pertama sekali melewati shirath adalah Nabi Muhammad Saw dan umatnya.
7. Setiap rasul menyaksikan umatnya ketika melewati shirath dan mendoakan umat mereka masing-masing agar selamat dari api neraka.
8. Ketika melewati shirath setiap Mukmin diberi cahaya sesuai dengan amalnya masing-masing.
Menurut penafsiran Ibnu Masud “mereka melewati shirath sesuai dengan tingkat amalan mereka. Di antara mereka ada yang cahayanya seperti gunung, ada cahayanya seperti pohon kurma, ada yang cahayanya setinggi orang berdiri, yang paling sedikit cahayanya sebatas menerangi ibu jari kakinya, sesekali nyala sesekali padam”
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang pengertian shirath, sifat shirath (jembatan) dan kondisi manusia disaat melewati shirath di akhirat. Mudah-mudahan kita selamat disaat melewati shirtah kelak. Aamiin. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Bahkan, dari sebuah riwayat dapat dipahami bahwa kecepatan melintas manusia dari jembatan tersebut tergantung kepada timbangan iman, ikhlas, dan amal saleh mereka.
Landasan keyakinan tentang adanya shirath pada hari Kiamat berdasarkan kepada ijma’ para ulama Ahlus Sunnah yang bersumberkan kepada dalil-dalil yang akurat dari al-Qur’an dan Sunnah.Berikut ini kita sebutkan beberapa dalil yang menerangkan tentang adanya shirath.
وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا ۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا
"Dan tidak ada seorang pun dari kalian, melainkan akan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan." (QS. Maryam: 71)
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Bakar Ash Shadiq As. disebutkan, “Sebagian orang melintas di atas jembatan tersebut laksana kilat, sebagian melintas laksana kuda cepat, sebagian merangkak, sebagian bak orang-orang yang berjalan, dan sebagian bergelantung untuk dapat melintasi jembatan tersebut. Terkadang api jahannam membakar sebagian dan membebaskan sebagian.”
Shirath dibentangkan di atas neraka jahannam, ia adalah jambatan/titian di antara syurga dan neraka. Manusia melaluinya (meniti di atasnya) bersesuaian dengan kadar amal perbuatan mereka, di antara mereka ada yang melaluiya sepantas kerdipan mata, ada yang melaluinya seperti kilat, ada yang melaluinya selaju angin, ada yang melaluinya seperti larian kuda, ada yang melaluinya seperti menunggang unta, ada yang melaluinya dengan berlari, ada yang melaluinya dengan berjalan, dan ada yang melaluinya dengan merangkak.
Berikutnya kita lihat pula bagaimana keadaan manusia ketika melewati shirath tersebut.
1. Riwayat pertama :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah telah bersabda: “Lalu diutuslah amanah dan rahim (tali persaudaraan) keduanya berdiri di samping kiri-kanan shirath tersebut. Orang yang pertama lewat seperti kilat”.
Aku bertanya: “Dengan bapak dan ibuku (aku korbankan) demi engkau. Adakah sesuatu seperti kilat?”
Rasul menjawab : “Tidakkah kalian pernah melihat kilat bagaimana ia lewat dalam sekejap mata? Kemudian ada yang melewatinya seperti angin, kemudian seperti burung dan seperti kuda yang berlari kencang.Mereka berjalan sesuai dengan amalan mereka. Nabi kalian waktu itu berdiri di atas shirath sambil berkata: “Ya Allah selamatkanlah! selamatkanlah! Sampai para hamba yang lemah amalannya, sehingga datang seseorang lalu ia tidak bisa melewati kecuali dengan merangkak”.
Beliau menuturkan (lagi) : “Pada kedua sisi shirath terdapat besi pengait yang bergantung untuk menyambar siapa saja yang diperintahkan untuk disambar. Maka ada yang terpeleset namun selamat dan ada pula yang terjungkir ke dalam neraka”. (HR. Muslim).
2. Riwayat kedua :
"Orang Mukmin (berada) di atasnya (shirath), ada yang secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat kuda yang amat kencang berlari, dan ada yang secepat pengendara.Maka ada Yang selamat setelah tertatih-tatih dan ada pula yang dilemparkan ke dalam neraka. Mereka yang paling terakhir merangkak secara pelan-pelan “.(Muttafaqun ‘alaih)
3. Riwayat ketiga :
"Di antara mereka ada yang binasa disebabkan amalannya, dan di antara mereka ada yang tergelincir namun kemudian ia selamat." (Muttafaqun ‘alaih)
4. Riwayat keempat :
"Dan dibentangkanlah shirath di atas permukaan neraka jahannam. Maka aku dan umatku menjadi orang yang pertama kali melewatinya.Dan tiada yangberbicara pada saat itu kecuali para rasul. Dan doa para rasul pada saat itu : “Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah di antara mereka ada yangtertinggal dengan sebab amalannya dan di antara mereka ada yang mendapatkan balasan sampai ia selamat”. (HR. Muslim)
Diantara manusia yang pertama menyeberangi shirath adalah Nabi Muhammad Saw. dan beliau berdoa kepada Allah Swt untuk umatnya agar bisa melintas sirath dengan selamat. Beliau bersabda :
“Aku dan umatku yang paling pertama yang diperbolehkan melewati shirath dan ketika itu tidak ada seorangpun yang bicara, kecuali Rasul Dan Rasul berdo’a ya Allah Swt selamatkanlah, selamatkanlah." (HR. Bukhari).
Diantara sifat shirat sebagai berikut :
1. Menggelincirkan Manusia.
“Sebuah jambatan/laluan yang menjadikan orang tergelincir, di atasnya terdapat sesuatu yang menyambar-nyambar dan besi yang hujungnya bengkok (pengait) serta besi keras yang lebar dan luas tetapi memiliki duri bengkok yang berada di daerah Nejad yang bernama duri Sa’dan.” (HR. Bukhari)
“Dan padanya (jambatan) itu memiliki besi yang hujungnya bengkok seperti duri sa’dan - cuma tidak ada yang mengetahui ukuran saiznya melainkan Allah.Ia akan menyambar manusia bersesuaian dengan amal perbuatan mereka.” (HR. Bukhari)
2. Halus dan Tajam.
Dari Abu Sa’id al-Khudri, katanya: “Telah sampai kepadaku bahawa jambatan tersebut lebih halus dari sehelai rambut dan lebih tajam dari mata pedang.” (HR. Ibnu Hibban)
Tidak akan dapat melintasinya melainkan orang-orang mukmin bersesuaian dengan kadar amal perbuatan mereka, manakala bagi orangorang kafir, mereka serta-merta dihumban ke neraka sebaik dihisab. Ini adalah berdasarkan sabda Rasulullah Saw :
“Orang-orang yang beriman akan melaluinya seperti kerdipan mata, dan ada yang seperti kilat, angin, burung, kuda yang baik dan unta.Maka merekalah yang selamat dan diselamatkan.Ada pula yang dicabik-cabik lalu dilepaskan dan ada pula yang masuk ke dalam Neraka Jahannam.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)
Setelah kita melihat sekilas tentang sifat-sifat shirath yang terdapat dalam hadits-hadits shahih.
Melalui riwayat-riwayat yang kita sebutkan di atas dapat kita simpulkan di sini bagaimana kondisi manusia saat melintasi shirath :
1. Ketika manusia melewati shirath, amanah dan ar-rahim (hubungan kekerabatan) menyaksikan mereka. Ini menunjukkan betapa pentingnya menunaikan amanah dan menjalin hubungan silaturrahim. Barangsiapa melalaikan keduanya, maka ia akan merasa gemetar ketika disaksikan oleh amanah dan ar-rahim saat melewati shirath.
2. Kecepatan manusia saat melewati shirath yang begitu halus dan tajam tersebut sesuai dengan tingkat kecepatan mereka dalam menyambut dan melaksanakan perintah-perintah Allah Swt di dunia ini.
3. Di antara manusia ada yang melewati shirath secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat burung terbang, dan ada pula yang secepat kuda yang berlari kencang.
4. Di antara manusia ada yang melewatinya dengan merangkak secara pelan-pelan, ada yang berjalan dengan menggeser pantatnya sedikit demi sedikit, ada pula yang bergelantungan hampir-hampir jatuh ke dalam neraka dan ada pula yang dilemparkan ke dalamnya.
5. Besi-besi pengait baik yang bergantungan pada shirath maupun yang berasal dari dalam neraka akan menyambar sesuai dengan keimanan dan ibadah masing-masing manusia.
6. Yang pertama sekali melewati shirath adalah Nabi Muhammad Saw dan umatnya.
7. Setiap rasul menyaksikan umatnya ketika melewati shirath dan mendoakan umat mereka masing-masing agar selamat dari api neraka.
8. Ketika melewati shirath setiap Mukmin diberi cahaya sesuai dengan amalnya masing-masing.
Menurut penafsiran Ibnu Masud “mereka melewati shirath sesuai dengan tingkat amalan mereka. Di antara mereka ada yang cahayanya seperti gunung, ada cahayanya seperti pohon kurma, ada yang cahayanya setinggi orang berdiri, yang paling sedikit cahayanya sebatas menerangi ibu jari kakinya, sesekali nyala sesekali padam”
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang pengertian shirath, sifat shirath (jembatan) dan kondisi manusia disaat melewati shirath di akhirat. Mudah-mudahan kita selamat disaat melewati shirtah kelak. Aamiin. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Alamat link terkait :Sifat Shirath (Jembatan) dan Kondisi Manusia Disaat Melewati Shirath di Akhirat
0 Response to "Sifat Shirath (Jembatan) dan Kondisi Manusia Disaat Melewati Shirath di Akhirat"
Posting Komentar