Ketika Manusia Menerima Catatan Amal Perbuatannya di Mahsyar
Termasuk perkara yang terjadi pada hari kiamat dan wajib diimani adalah disebarnya buku catatan amal, disebar yakni dibagi dan dibuka untuk pemiliknya agar dia menerima dan membacanya. Buku-buku ini adalah catatan amal perbuatan yang ditulis oleh para malaikat yang bertugas mencatat perbuatan manusia.
Menurut Ibnu Taimiyah dalam kitab Syarah al-Aqidah al-Waasithiyyah catatan amal yang dikerjakan oleh malaikat di akhirat dibagikan dikenal dengan istilah Tunsyaru Ad Dawawin. Tunsyaru bermakna dibagikan dan dibuka untuk pembacanya. Ad Dawawin adalah lembaran yang dituliskan amalan-amalan di sana.
Dalam menerima buku catatan amal manusia terbagi menjadi dua golongan, ada yang menerima buku catatannya dengan tangan kanannya, mereka adalah orang-orang Mukmin, ini adalah isyarat bahwa tangan kanan adalah untuk sesuatu yang mulia. Oleh karena itu orang yang beriman menerima bukunya dengannya sementara orang kafir menerima buku catatannya dengan tangan kirinya atau dari balik punggungnya. Sebagaiman firman Allah Swt dalam QS. al-Insyiqaq : 7-12, QS. al-Isra’ : 71-72
"Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya. Maka Dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah. dan Dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang. Maka Dia akan berteriak:”Celakalah aku”. dan Dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)." (QS. al-Insyiqaq (84) : 7-12)
"(ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan Barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya Maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun. dan Barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)." (QS. al-Isra’ : 71-72)
Rasulullah bersabda dalam riwayat Ibnu ‘Umar,
“Aku telah mendengar Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah mendekati seorang mukmin, lalu meletakkan padanya sinar dan menutupinya (dari pandangan orang lain), lalu (Allah) berseru : ‘Tahukah engkau dosa ini? Tahukah engkau dosa itu?’ Mukmin tersebut menjawab,’Ya, wahai Rabb-ku,’ hingga bila selesai meyampaikan semua dosa-dosanya dan mukmin tersebut melihat dirinya telah binasa, Allah berfirman,’Aku telah rahasiakan (menutupi) dosa itu di dunia, dan Aku sekarang mengampunimu,’ lalu ia diberi kitab kebaikannya. Sedangkan orang kafir dan munafik, maka Allah berfirman : ‘Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka’. Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zhalim”. (HR. Bukhari)
Pelaksanaan hisab dilakukan dalam satu waktu, dan Allah Swt sendiri yang akan melakukannya, sebagaimana dijelaskan Rasulullah Saw dalam sabdanya :
Tidak ada seorangpun dari kalian kecuali akan diajak bicara Rabb-nya tanpa ada penterjemah antara dia dengan Rabb-nya. Lalu ia melihat ke sebelah kanan, hanya melihat amalan yang pernah dilakukannya; dan ia melihat kekiri, hanya melihat amalan yang pernah dilakukannya. Lalu melihat ke depan, kemudian hanya melihat neraka ada di hadapannya.
Kemudian diberikan kitab yang telah ditulis malaikat agar dibaca dan diketahui oleh setiap orang. Firman Allah Swt,
"dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata:”Aduhai celaka Kami, kitab Apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak Menganiaya seorang juapun." (QS. al-Kahfi 49)
Allah Swt menulis semua amalan hambaNya, yang baik maupun yang buruk, sehingga seluruh pelaku perbuatan melihat amalannya dan tidak dapat mengingkarinya, karena bumi menceritakan semua amalan mereka. Begitu pula seluruh anggota tubuh pun berbicara tentang perbuatan yang telah ia lakukan. Sebagaimana firmanNya dalam Al-Qur'an,
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula." (QS. al-Zalzalah 7-8)
Salah satu kesempurnaan keadilan Allah Swt adalah ketika diserahkan hasil hisab dalam catatan amal tersebut kepada manusia secara pribadi-pribadi. Maka manusia yang berakal seharusnya melihat apa yang akan dicatat dalam kitabnya yang akan dia dapati pada hari kiamat dalam keadaan telah tertulis.
Firman Allah Swt.
"dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu”. (QS. al-Isra’ : 13-14)
Al Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa orang yang menerima kitabnya dengan tangan kanannya tahu bahwa dirinya termasuk penghuni surga. Apabila orang itu pemimpin dalam kebaikan, selalu mengajak pada kebaikan serta banyak pengikutnya dalam kebaikan, maka ia akan diberikan kepadanya buku yang putih. Dibagian awal tertulis keburukan-keburukannya dan dibagian akhir tertulis kabaikannya, sehingga ketika membacanya ia merasa takut dan mukanya menjadi pucat pasi. Lalu ia mendpatkan tulisan “keburukan-keburukanmu telah Aku ampuni” maka iapun menjadi sangat gembira.
Sebaliknya apabila orang itu pemimpin dalam kejahatan, maka ia diberi buku yang hitam dengan tulisan hitam. Dibagian awal tertulis kebaikan-kebaikannya dan dibagian ahir tertulis keburukannya. Dia membacanya dan mengira bahwa dia akan selamat tapi di akhir kebaikannya dia mendapat “kebaikan-kebaikanmu telah ditolak”. Pada saat itu wajahnya berubah menjadi muram, sedih dan putus asa.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang ketika manusia menerima catatan amal perbuatannya di Mahsyar. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Menurut Ibnu Taimiyah dalam kitab Syarah al-Aqidah al-Waasithiyyah catatan amal yang dikerjakan oleh malaikat di akhirat dibagikan dikenal dengan istilah Tunsyaru Ad Dawawin. Tunsyaru bermakna dibagikan dan dibuka untuk pembacanya. Ad Dawawin adalah lembaran yang dituliskan amalan-amalan di sana.
Dalam menerima buku catatan amal manusia terbagi menjadi dua golongan, ada yang menerima buku catatannya dengan tangan kanannya, mereka adalah orang-orang Mukmin, ini adalah isyarat bahwa tangan kanan adalah untuk sesuatu yang mulia. Oleh karena itu orang yang beriman menerima bukunya dengannya sementara orang kafir menerima buku catatannya dengan tangan kirinya atau dari balik punggungnya. Sebagaiman firman Allah Swt dalam QS. al-Insyiqaq : 7-12, QS. al-Isra’ : 71-72
فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ . فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا . وَيَنْقَلِبُ إِلَىٰ أَهْلِهِ مَسْرُورًا . وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ . فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا . وَيَصْلَىٰ سَعِيرًا
"Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya. Maka Dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah. dan Dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang. Maka Dia akan berteriak:”Celakalah aku”. dan Dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)." (QS. al-Insyiqaq (84) : 7-12)
يَوْمَ نَدْعُو كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ ۖ فَمَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَأُولَٰئِكَ يَقْرَءُونَ كِتَابَهُمْ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا . وَمَنْ كَانَ فِي هَٰذِهِ أَعْمَىٰ فَهُوَ فِي الْآخِرَةِ أَعْمَىٰ وَأَضَلُّ سَبِيلًا
"(ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan Barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya Maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun. dan Barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)." (QS. al-Isra’ : 71-72)
Rasulullah bersabda dalam riwayat Ibnu ‘Umar,
“Aku telah mendengar Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah mendekati seorang mukmin, lalu meletakkan padanya sinar dan menutupinya (dari pandangan orang lain), lalu (Allah) berseru : ‘Tahukah engkau dosa ini? Tahukah engkau dosa itu?’ Mukmin tersebut menjawab,’Ya, wahai Rabb-ku,’ hingga bila selesai meyampaikan semua dosa-dosanya dan mukmin tersebut melihat dirinya telah binasa, Allah berfirman,’Aku telah rahasiakan (menutupi) dosa itu di dunia, dan Aku sekarang mengampunimu,’ lalu ia diberi kitab kebaikannya. Sedangkan orang kafir dan munafik, maka Allah berfirman : ‘Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka’. Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zhalim”. (HR. Bukhari)
Pelaksanaan hisab dilakukan dalam satu waktu, dan Allah Swt sendiri yang akan melakukannya, sebagaimana dijelaskan Rasulullah Saw dalam sabdanya :
Tidak ada seorangpun dari kalian kecuali akan diajak bicara Rabb-nya tanpa ada penterjemah antara dia dengan Rabb-nya. Lalu ia melihat ke sebelah kanan, hanya melihat amalan yang pernah dilakukannya; dan ia melihat kekiri, hanya melihat amalan yang pernah dilakukannya. Lalu melihat ke depan, kemudian hanya melihat neraka ada di hadapannya.
Kemudian diberikan kitab yang telah ditulis malaikat agar dibaca dan diketahui oleh setiap orang. Firman Allah Swt,
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَٰذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا ۚ وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
"dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata:”Aduhai celaka Kami, kitab Apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak Menganiaya seorang juapun." (QS. al-Kahfi 49)
Allah Swt menulis semua amalan hambaNya, yang baik maupun yang buruk, sehingga seluruh pelaku perbuatan melihat amalannya dan tidak dapat mengingkarinya, karena bumi menceritakan semua amalan mereka. Begitu pula seluruh anggota tubuh pun berbicara tentang perbuatan yang telah ia lakukan. Sebagaimana firmanNya dalam Al-Qur'an,
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ . وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula." (QS. al-Zalzalah 7-8)
Salah satu kesempurnaan keadilan Allah Swt adalah ketika diserahkan hasil hisab dalam catatan amal tersebut kepada manusia secara pribadi-pribadi. Maka manusia yang berakal seharusnya melihat apa yang akan dicatat dalam kitabnya yang akan dia dapati pada hari kiamat dalam keadaan telah tertulis.
Firman Allah Swt.
وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ ۖ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورًا . اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَىٰ بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا
"dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu”. (QS. al-Isra’ : 13-14)
Al Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa orang yang menerima kitabnya dengan tangan kanannya tahu bahwa dirinya termasuk penghuni surga. Apabila orang itu pemimpin dalam kebaikan, selalu mengajak pada kebaikan serta banyak pengikutnya dalam kebaikan, maka ia akan diberikan kepadanya buku yang putih. Dibagian awal tertulis keburukan-keburukannya dan dibagian akhir tertulis kabaikannya, sehingga ketika membacanya ia merasa takut dan mukanya menjadi pucat pasi. Lalu ia mendpatkan tulisan “keburukan-keburukanmu telah Aku ampuni” maka iapun menjadi sangat gembira.
Sebaliknya apabila orang itu pemimpin dalam kejahatan, maka ia diberi buku yang hitam dengan tulisan hitam. Dibagian awal tertulis kebaikan-kebaikannya dan dibagian ahir tertulis keburukannya. Dia membacanya dan mengira bahwa dia akan selamat tapi di akhir kebaikannya dia mendapat “kebaikan-kebaikanmu telah ditolak”. Pada saat itu wajahnya berubah menjadi muram, sedih dan putus asa.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang ketika manusia menerima catatan amal perbuatannya di Mahsyar. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Alamat link terkait :Ketika Manusia Menerima Catatan Amal Perbuatannya di Mahsyar
0 Response to "Ketika Manusia Menerima Catatan Amal Perbuatannya di Mahsyar"
Posting Komentar