Innalillahi, Ya Allah, 22 Penghafal Alquran Cilik Meninggal Saat Pesantren Kebakaran Hebat
Trauma, tak tahu nak kata apa apabila tiba-tiba seorang daripada anak-anak tahfiz itu jatuh depan mata saya, seorang lagi di belakang saya," kata saksi mata di Pusat Tahfiz Darul Quran Ittifaqiyah di Jalan Keramat Ujung, Kampung Datuk, Malaysia.
Pondok pesantren itu mengalami kebakaran hebat subuh kemarin sekitar pukul 05.30 waktu Malaysia.
Ahmad Tirmizi Abdul Hamid, 46, menceritakan, dirinya datang ke surau Al Madrasatul Ittifaqiyah yang terletak bersebelahan pusat tahfiz kira-kira 5.30 pagi tadi untuk solat subuh.
Beliau yang tinggal tidak jauh dari pusat tahfiz itu berkata, ketika hendak berwudhu, terlihat cahaya terang dari arah bangunan pusat tahfiz.
Namun tidak menyangka sesuatu yang buruk sedang terjadi.
"Selesai berwudhu saya lihat dari pagar surau ke kawasan asrama (bersebelahan surau).
“Saya terdengar anak-anak tahfiz menjerit ... panas-panas...api-api…. Baru saya sadar ada kebakaran.
“Saya menjerit kepada mereka agar keluar dan segera turun sambil saya coba mendapatkan alat pemadam api di dalam kantor namun gagal kerana pintunya berkunci.
"Saya coba mendobrak pintu, juga gagal. Saya bingung dan tak tahu mau buat apa lagi.
“Ketika menghampiri perkarangan pusat tahfiz itu langkah saya terhenti saat seorang anak itu jatuh betul-betul depan mata saya, seorang lagi jatuh di belakang saya dengan api membakar badan mereka," katanya.
Menurut Ahmad Tirmizi, dengan bantuan seorang lagi penduduk yang juga datang bersolat di surau itu, mereka berusaha memadamkan api pada badan anak-anak itu dengan kain basah.
"Saat itu saya langsung tak fikir apa-apa. Saya juga risau dengan nasib anak-anak tahfiz lain di lantai atas. Dalam hati saya tidak putus-putus berdoa agar lebih ramai penduduk menyadari kejadian itu dan datang membantu.
"Sebelum pemadam kebakaran sampai, penduduk coba bantu, tapi semuanya terjadi dalam sekejap mata, api makin besar dan kami juga turut terasa hawa panas serta asap tebal," jelasnya.
Ahmad Tirmizi mengatakan bahwa dia tidak dapat mengingat lebih banyak karena dia terlalu sedih untuk dapat melakukan apapun untuk menyelamatkan lebih banyak siswa yang terjebak.
Sebagian besar peziarah surau yang ditemukan juga mengungkapkan kesedihan dengan tragedi tersebut karena anak-anak tahfiz bersikap sopan dan bersahabat dengan semua orang.
Lebih dari 300 penduduk didaerah terdekat dan ahli waris korban memenuhi ruang surau untuk doa sholat dan maghrib dan mengadakan upacara pembacaan Yassin tadi malam.
Sebanyak 21 siswa dan dua guru yang juga sipir, meninggal dunia dalam kebakaran yang terjadi pukul 05:15.
sumber:pelangi-mus-lim.blogspot.com
Pondok pesantren itu mengalami kebakaran hebat subuh kemarin sekitar pukul 05.30 waktu Malaysia.
Ahmad Tirmizi Abdul Hamid, 46, menceritakan, dirinya datang ke surau Al Madrasatul Ittifaqiyah yang terletak bersebelahan pusat tahfiz kira-kira 5.30 pagi tadi untuk solat subuh.
Beliau yang tinggal tidak jauh dari pusat tahfiz itu berkata, ketika hendak berwudhu, terlihat cahaya terang dari arah bangunan pusat tahfiz.
Namun tidak menyangka sesuatu yang buruk sedang terjadi.
"Selesai berwudhu saya lihat dari pagar surau ke kawasan asrama (bersebelahan surau).
“Saya terdengar anak-anak tahfiz menjerit ... panas-panas...api-api…. Baru saya sadar ada kebakaran.
“Saya menjerit kepada mereka agar keluar dan segera turun sambil saya coba mendapatkan alat pemadam api di dalam kantor namun gagal kerana pintunya berkunci.
"Saya coba mendobrak pintu, juga gagal. Saya bingung dan tak tahu mau buat apa lagi.
“Ketika menghampiri perkarangan pusat tahfiz itu langkah saya terhenti saat seorang anak itu jatuh betul-betul depan mata saya, seorang lagi jatuh di belakang saya dengan api membakar badan mereka," katanya.
Menurut Ahmad Tirmizi, dengan bantuan seorang lagi penduduk yang juga datang bersolat di surau itu, mereka berusaha memadamkan api pada badan anak-anak itu dengan kain basah.
"Saat itu saya langsung tak fikir apa-apa. Saya juga risau dengan nasib anak-anak tahfiz lain di lantai atas. Dalam hati saya tidak putus-putus berdoa agar lebih ramai penduduk menyadari kejadian itu dan datang membantu.
"Sebelum pemadam kebakaran sampai, penduduk coba bantu, tapi semuanya terjadi dalam sekejap mata, api makin besar dan kami juga turut terasa hawa panas serta asap tebal," jelasnya.
Ahmad Tirmizi mengatakan bahwa dia tidak dapat mengingat lebih banyak karena dia terlalu sedih untuk dapat melakukan apapun untuk menyelamatkan lebih banyak siswa yang terjebak.
Sebagian besar peziarah surau yang ditemukan juga mengungkapkan kesedihan dengan tragedi tersebut karena anak-anak tahfiz bersikap sopan dan bersahabat dengan semua orang.
Lebih dari 300 penduduk didaerah terdekat dan ahli waris korban memenuhi ruang surau untuk doa sholat dan maghrib dan mengadakan upacara pembacaan Yassin tadi malam.
Sebanyak 21 siswa dan dua guru yang juga sipir, meninggal dunia dalam kebakaran yang terjadi pukul 05:15.
sumber:pelangi-mus-lim.blogspot.com
Alamat link terkait :Innalillahi, Ya Allah, 22 Penghafal Alquran Cilik Meninggal Saat Pesantren Kebakaran Hebat
0 Response to "Innalillahi, Ya Allah, 22 Penghafal Alquran Cilik Meninggal Saat Pesantren Kebakaran Hebat"
Posting Komentar