Pengertian Ananiyah, Putus Asa, Ghadab, Tamak dan Bahaya yang Di Timbulkan

Judul : Pengertian Ananiyah, Putus Asa, Ghadab, Tamak dan Bahaya yang Di Timbulkan

Baca Juga:


Pengertian Ananiyah, Putus Asa, Ghadab, Tamak dan Bahaya yang Di Timbulkan

Ananiyah.
Ananiyah disebut juga egois, yaitu sifat yang menilai sesuatu berdasarkan kepentingan diri sendiri dan meremehkan orang lain. Perilaku ini harus dihindari karena tidak sesuai dengan ajaran Islam.Islam mengajarkan agar kita senantiasa bertolong-menolong antar sesama manusia.

Ananiyah adalah Sifat sangat tercela, dan membahayakan di dalam pergaulan di masyarakat.
Ananiyah termasuk penyakit hati, apabila dibiarkan akan berkembang menjadi sombong, kikir, takabur yang diiringi sifat iri dan dengki.
Firman Allah Swt :

وَلاَتُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَتَمْشِ فِي اْلأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللهَ لاَيُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

Artinya :
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Luqman : 18)

Semua penyakit, pasti mendatangkan bahaya. Sifat ananiyah akan mendatangkan bahaya bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Adapun bahaya yang ditimbulkan dari perilaku ananiyah adalah,

1. Menimbulkan kekecewaan orang lain,
2. Merusak hubungan persaudaraan,
3. Memutuskan hubungan silaturahim,
4. Dijauhi dalam pergaulan dan dikucilkan oleh orang lain,
5. Kaku dalam pergaulan, sehingga sulit mencapai ketenteraman hidup bersama,
6. Menimbulkan kebencian, pertengkaran, dan permusuhan,
7. Sulit menerima petunjuk kebenaran, karena merasa dirinya adalah yang paling benar,
8. Berdosa kepada Allah Swt. karena Islam melarang sifat ananiyah.

Putus Asa.
Putus asa adalah sikap/ perilaku yang merasa bahwa dirinya telah gagal atau tidak akan mampu dalam meraih suatu harapan atau cita-cita, dan ia tidak mau berusaha untuk melanjutkan apa yang diinginkan.

Putus asa berarti habis harapan, tidak ada harapan lagi. Seseorang di katakana putus asa apabila tidak lagi mempunyai harapan tentang sesuatu yang semula hendak di capai.

Penyebap seseorang putus asa biasanya karena terjadinya kegagalan yang berulang kali dalam mencapai cita-cita atau pengharapan sesuatu. Sebenarnya penyebap seseorang putus asa bukanlah persoalan yang di hadapi semata-mata, melainkan cara mensikapi persoalan tersebut.

Dampak Negatif Putus Asa.
Putus asa termasuk akhlak mazmumah, maka dampaknya amat negatif  bagi diri sendiri dan keluarga. Adapaun dampak negatif putus asa antara lain.

• Merugikan diri sendiri karena membuang waktu,  energy dan potensi  yang  dimiliki.
• Susah untuk mencapai kemajuan karena tidakberani berbuat, khawatir menanggung kegagalan lagi.

Orang putus asa berarti kehilangan gairah dan semangat untuk mencapai sesuatu yang semula di harapkan.Putus asa biasanya diikuti dengan sikap masa bodoh, tidak mau lagi berusaha. Islam mendidik umatnya agar tidak putus asa dari rahmat allah. Sebagaimana firman allah sebaga berikut.

وَلاَتَيْئَسُوا مِن رَّوْحِ اللهِ إِنَّهُ لاَيَيْئَسُ مِن رَّوْحِ اللهِ إِلاَّ الْقُوْمُ الْكَافِرُونَ

“Dan janganlah kamu beputus asa dari rahmat allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat allah, hanyalah orang-orang kafir." (QS. Yusuf :87)

Ciri-Ciri  Orang Yang Putus Asa.

Putus asa dialami seseorang dapat tercermin dalam sikap, antara lain.

a. Bermalas-malasan setelah mengalami kegagalan dalam suatu usaha
b. Tidak bersemangat untuk meneruskan usahanya yang gagal.
c. Tampak murung dan tidak memiliki gairah untuk berusaha lagi.
d. Mudah terpancing emosinya sehingga cepat marah walaupun dengan sebab yang kecil saja.

Setiap muslimin dan muslimat harus menghindarkan diri dari sifat putus asa. Cara untuk menghindarkan diri dari putus asa antara lain.

• Merenungi kegagalan yang di alami orang lain sehingga dapat memperoleh perbandingan dari pengalaman pahit orang lain.
• Selalu yakin bahwa allah akan memberi jalan keluar atas persoalan yang di hadapi apabila diririnya dekat dengan allah SWT.

Ghadhab.
Pengertian Ghadhab.
Ghadhab berarti marah atau pemarah.Ghadhab termasuk sifat tercela, karena marah itu bersumber dari setan. Rasulullah Saw. bersabda:

إِنَّ اْلغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ بِاْلمـَاءِ فَإِذَا غَضَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضّأْ

Artinya: "Sesungguhnya marah itu dari setan, dan sungguh, setan itu dijadikan dari api, dan sungguh, api itu dapat padam dengan air. Jika seseorang kamu marah, segeralah berwudu." (HR. Abu Dawud)

Seseorang yang sedang marah memiliki kecenderungan tidak dapat mengontrol dirinya.Untuk itulah sebagai orang Islam harus pandai-pandai mengendalikan diri agar tidak sampai mudah marah.Orang yang dapat menahan amarah merupakan salah satu ciri orang muttaqin.

Allah Swt.berfirman:

الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

"Orang-orang yang menafkahkan , baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali Imran:134)

Akibat Buruk dari Sikap Marah, antara lain,

1. Tidak dapat berfikir tenang dalam menghadapi permasalahan
2. Tidak dapat menyelesaikan permasalahan secara baik berdasarkan pertimbangan pikiran sehat,
3. Jika sering terjadi, dapat menimbulkan tekanan darah tinggi yang membahayakan kesehatan jasmani dan rohani
4. Sikap ghadhab dapat menimbulkan kekecewaan atau sakit hati orang lain.
5. Dapat menimbulkan kerugian materi, jika disertai dengan perbuatan anarkis.

Oleh karena sifat ghadhab merupakan sifat tercela maka, kita harus berusaha menghindarkan diri dari sifat tersebut.Sebagai orang yang beriman dan bertakwa, harus menghindari rasa marah.Meredam kemarahan dengan kesabaran. Hati yang sabar akan membawa seseorang untuk berpikir secara cermat dalam menghadapi suatu permasalahan.

Tamak.
Pengertian Tamak.
Secara bahasa tamak berarti rakus hatinya. Sedang menurut istilah tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar.

Tamak adalah sikap rakus terhadap hal-hal yang ber Sifat rakus terhadap dunia menyebabkan manusia menjadi hina, sifat ini digambarkan oleh beliau seperti orang yang haus yang hendak minum air laut, semakin banyak ia meminum air laut, semakin bertambah rasa dahaganya. Maksudnya, bertambahnya harta tidak akan menghasilkan kepuasan hidup karena keberhasilan dalam mengumpulkan harta akan menimbulkan harapan untuk mendapatkan harta benda baru yang lebih banyak. sifat kebendaan tanpa memperhitungkan mana yang halal dan haram.

Perilaku Orang Yang Tamak.
Orang yang tamak senantiasa lapar dan dahaga kehidupan dunia.Makin banyak yang diperoleh dan menjadi miliknya, semakin rasa lapar dan dahaga untuk mendapatkan lebih banyak lagi. Jadi, mereka sebenarnya tidak dapat menikmati kebaikan dari apa yang dimiliki, tetapi sebaliknya menjadi satu bebanan hidup.

Selanjutnya, kehidupannya hanya disibukkan untuk terus mendapat apa yang diinginkannya, karena orang tamak lupa tujuan sebenarnya amanah hidup di dunia ini. Mereka tidak peduli hal lain, melainkan mengisi segenap ruang untuk memuaskan nafsu tamaknya. Sesungguhnya Allah menciptakan manusia sebagai khalifah untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai hamba-Nya. Seperti dalam firman-Nya:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْن

“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Sifat tamak ini akan menjerumuskannya ke dalam bahaya riya’ serta kan mencabut kemanisan beribadah kepada Allah. Akhirnya ia akan menjadi hamba abdi kepada makhluq setelah Allah membebaskannya daripada perhambaan sesama makhluq.

Firman Allah dalam al-Qur’an:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلآأَوْلاَدُكُمْ عَن ذِكْرِ اللهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

“Wahai orang beriman, janganlah kamu dilalaikan oleh (urusan) harta benda kamu dan anak-pinak kamu daripada mengingati Allah (dengan menjalankan perintah-Nya) dan (ingatlah), sesiapa yang melakukan demikian, maka mereka itulah orang yang rugi.” (QS. Al-Munafiqun : 9)

Judul artikel terkait :Pengertian Ananiyah, Putus Asa, Ghadab, Tamak dan Bahaya yang Di Timbulkan
Alamat link terkait :Pengertian Ananiyah, Putus Asa, Ghadab, Tamak dan Bahaya yang Di Timbulkan

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengertian Ananiyah, Putus Asa, Ghadab, Tamak dan Bahaya yang Di Timbulkan"

Posting Komentar