Detik-detik Jelang Kemerdekaan Republik Indonesia (2)

Judul : Detik-detik Jelang Kemerdekaan Republik Indonesia (2)

Baca Juga:


Detik-detik Jelang Kemerdekaan Republik Indonesia (2)


LAMPUNGUPDATE.COM - Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada Jumat, 17 Agustus 1945 Tahun Masehi atau bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang.

Detik-detik yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia itu dilaksanakan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, sekarang disebut sebagai Jalan Proklamasi No 1, Jakarta Pusat. Ir Soekarno didampingi oleh Drs. Muhammad Hatta membacakan teks naskah Proklamasi yang sebelumnya telah diketik oleh Sayuti Melik.

Peristiwa Rengasdengklok

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Berita kekalahan Jepang ini masih dirahasiakan oleh Jepang sendiri. Namun, berita ini sampai kepada ketua pergerakan dan pemuda Indonesia lewat siaran luar negeri pada tanggal 15 Agustus 1945.

Setelah mengetahui hal tersebut, para pemuda segera menemui Ir. Soekarno dan Muhammad Hatta agar memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari jajahan Jepang. Soekarno dan Hatta tidak setuju dengan alasan bahwa proklamasi harus dirapatkan terlebih dahulu dalam rapat PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Sehingga pada malam hari tanggal 15 Agustus 1945 Soekarno mengadakan rapat dengan para anggota PPKI.

Hasil rapat disampaikan oleh Darwis dan Wikana yaitu mendesak agar Soekarno-Hatta memutuskan ikatan dengan Jepang. Muncul suasana tegang sebab Soekarno-Hatta tidak menyetujuinya. Tapi, golongan muda tetap mendesak agar tanggal 16 Agustus 1945 diproklamasikan kemerdekaan. Prinsip golongan tua menekankan masih perlunya diadakan rapat PPKI.

Pada 16 Agustus 1945, golongan muda mengadakan rapat yang menghasilkan keputusan untuk membawa Soekarno dan Hatta ke luar kota agar tidak terkena pengaruh Jepang. Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta diculik oleh Soekarni, Yusuf Kunto, dan Syodanco Singgih ke Rangasdengklok.

Pada sore harinya, Ahmad Soebarjo memberi jaminan bahwa selambat-lambantnya esok hari tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta akan memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia, maka Cudanco Subeno (komandan kompi tentara PETA di Rengasdengklok) memperbolehkan Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta.

Perumusan Teks Proklamasi

Sesampainya di Jakarta tanggal 16 Agustus 1945 sekitar tengah malam, rombongan Soekarno-Hatta berunding di rumah Laksamana Maeda. Di rumah Laksamana Maeda mereka berunding dengan anggota PPKI, para pemuda, dan tokoh-tokoh pergerakan. Pada saat inilah proklamasi dirumuskan oleh Soekarno-Hatta dan Ahmad Soebarjo disaksikan oleh Sukarni, Sayuti Melik dan B.M Diah.

Teks proklamasi yang sudah sepakat dirumuskan dan disepakati akhirnya diketik oleh Sayuti Melik. Setelah teks proklamasi beres di ketik, mereka sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia ini pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB. Tempat dan pelaksanaannya akan diadakan di Lapangan Ikada, tetapi demi keamanan di ubah menjadi di Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta, yaitu rumah Ir Soekarno.


Isi teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945:

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta


Pembacaan Teks Proklamasi


Akhirnya, pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB proklamasi dibacakan Ir Soekarno. Setelah itu dilanjutkan  pengibaran bendera merah putih yang dijahit istri Ir Soekarno, Ibu Fatmawati. Lagu kebangsaan Indonesia Raya karya W.R Supratman dinyanyikan bersamaan dengan pengibaran bendera merah-putih.

Bendera Indonesia yang berwarna merah-putih memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti suci. Merah melambangkan raga manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan jiwa dan raga manusia untuk membangun Indonesia.



Kejadian menarik terjadi pada saat pengibaran bendera, pada awalnya SK. Trimurti yang diminta untuk menaikkan bendera Pusaka Sang Merah Putih namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah salah seorang prajurit PETA bernama Latief Hendraningrat, dibantu Soehoed untuk tugas tersebut.

Mereka berdua dibantu oleh seorang pemudi yang membawa nampan berisi Bendera Merah Putih. Bendera Merah Putih ini sebelumnya dijahit oleh Ibu Fatmawati, istri Ir Sukarno. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah pengibaran bendera Merah Putih, dilanjutkan dengan sambutan oleh wakil walikota pada saat itu Soewiryo dan pimpinan Barisan Pelopor, Mawardi.

Berita tentang proklamasi menyebar luas ke seluruh Jakarta. Para wartawan dan pemuda ikut menyebarluaskan berita proklamasi melalui radio, poster, surat kabar, selebaran, dan mulut ke mulut. Hingga pada akhirnya berita ini menyebar ke seluruh Indonesia bahkan dunia. Dua tahun kemudian, Indonesia mendapatkan pengakuan dari negara-negara, seperti Mesir, Libanon, Syria, Afganistan, Birma, Saudia Arabia, Yaman dan Rusia. (*)

Judul artikel terkait :Detik-detik Jelang Kemerdekaan Republik Indonesia (2)
Alamat link terkait :Detik-detik Jelang Kemerdekaan Republik Indonesia (2)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Detik-detik Jelang Kemerdekaan Republik Indonesia (2)"

Posting Komentar